Latest topics
Who is online?
In total there are 4 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 4 Guests None
Most users ever online was 67 on Sat Feb 29, 2020 2:10 am
Bola Untuk Kamila ( based on true event )
+7
kang_agus
umam
maye
faizah
andre
Achi
nu2dizini
11 posters
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 2
Page 1 of 2 • 1, 2
Bola Untuk Kamila ( based on true event )
25 tahun yang lalu,Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan. Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnya kami ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa dan salam sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku. Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.
22 tahun yang lalu,Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi baik hingga dia tampak sempurna. Kulitnya masih merah, mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak mau menerima kami. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.
19 tahun yang lalu,Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke kursi lalu dari kursi ke lantai kemudian berteriak “Horeee, Iya bisa terbang”. Begitulah dia memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak jarang berteriak, “Iya sayaaang,” jika sudah terdengar suara “Prang”. Itu artinya, ada yang pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca. Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya terpental. Dan dia cuma bilang “Kenapa semua kaca di rumah ini selalu pecah, Ma?”
18 tahun yang lalu,Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya. “Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain bola!” tapi aku tidak suka dia menangis terus minta bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola itu. “Horee, Iya jadi pemain bola.”
17 Tahun yang laluIya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan. Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnyanya dari sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku mengalahkan kehati-hatianku dan “Iyaaaa”. Sebuah truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku bekerja sementara pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata “Coba kalau kamu tak belikan ia bola!”
15 tahun yang lalu,Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya mulai banyak dibentak. Aku hanya bisa membelainya. Dan bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia memang pergi ke Malaysia.
13 tahun yang lalu,Setahun sejak kepergian Kania, keuangan rumahku sedikit membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya. Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup tegar.
10 tahun yang lalu,Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku. Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya. “Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.” Mungkin itu kata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memang sabar dia tidak marah walau tak urung menangis juga.”Sabar ya, Nak!” hiburku.”Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak diganggu!” pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalam hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak pernah menunjukkan kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di bangku SMP.
7 tahun yang lalu,Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku, kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi TKI ke Malaysia. Sulit baginya mencari pekerjaan di sini yang cuma lulusan SMP. Haruskah aku melepasnya karena alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku baik-baik saja.
4 tahun lalu,Kamila tak pernah telat mengirimi aku uang. Hampir tiga tahun dia di sana. Dia bekerja sebagai seorang pelayan di rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu. Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.
3 tahun 6 bulan yang lalu,Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian pemerintahan Malaysia, kabarnya anakku ditahan. Dan dia diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis, aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia memang bersalah.
2 tahun 6 bulan yang lalu,Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah. Dan dia harus menjalani hukuman gantung sebagai balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah keadaanku pasti lebih baik? Aku kini benar-benar sendiri. Wahai Allah kuatkan aku.Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia. Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya. Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak. Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada. Aku masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku.”Bapak, Iya Takut!” aku memeluknya lebih erat lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya.”Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?” “Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan, Pak!” Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat. Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku, tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanita itu.
2 tahun yang lalu,Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya. Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana. Petugas itu membuka papan yang diinjak anakku. Dan ‘blass” Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis. Setelah yakin sudah mati, jenazah anakku diturunkan mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku. Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sinis. Aku mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air mata aku melihat garis wajah yang kukenal.”Kania?”"Mas Har, kau … !”"Kau … kau bunuh anakmu sendiri, Kania!”"Iya? Dia..dia . Iya?” serunya getir menunjuk jenazah anakku.”Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola jika sudah besar.”"Tidak … tidaaak … ” Kania berlari ke arah jenazah anakku. Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya “Terima kasih Mama.” Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah tahu wanita itu ibunya.
Setahun lalu,Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku. Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang mengantarkan jenazahnya padaku, dia sering berteriak, “Iya sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.” Kamu tahu Kania, kali ini yang pecah adalah hatiku.
Gw bacanya jd terharu dkit.
Hxhxhxhx...
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
aduh...itu kenyataan ya..?? tragis banget kisah hidupnya...
Achi- Kelas 5 SD
-
Number of posts : 564
Age : 40
Location : Kalibata Timur
Job/hobbies : Karyawati / denger musik & baca
Registration date : 2007-11-22
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Ya gitu d.
Tapi klo mnurut gw,yaa orang tuanya kamila dulu 'kecelakaan' Chi.
Iya gak seeh??
Tapi klo mnurut gw,yaa orang tuanya kamila dulu 'kecelakaan' Chi.
Iya gak seeh??
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Banyak hikmah yang dapat qt petik dari cerita yg mengharukan ini...
jadi intinya jgn beliin anak perempuan BOLA, boneka aja.....
jadi intinya jgn beliin anak perempuan BOLA, boneka aja.....
faizah- Kelas 1 SD
-
Number of posts : 194
Age : 39
Location : jakarta
Job/hobbies : nonton film
Registration date : 2008-07-13
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Masa anak perempuan dibeliin boneka melulu?
Katanya emansipasi wanita.
Dan pgn nya di sejajarkan dgn kaum adam..
Hehe...
Katanya emansipasi wanita.
Dan pgn nya di sejajarkan dgn kaum adam..
Hehe...
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
faizah wrote:Banyak hikmah yang dapat qt petik dari cerita yg mengharukan ini...
jadi intinya jgn beliin anak perempuan BOLA, boneka aja.....
ini neh kluar topik dari artikel yang ada!!!
yg gw dapet hikmah dari cerita diatas adalah "kaca pasti bisa pecah!!!"
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
sok tw lu ndre,bkn itu hikmahnya lagee,yg bener,perempuan skrg lg jamannya poliandri,boleh punya suami lbh dr 1..
asyikk,uang belanjanya dobel nich..
asyikk,uang belanjanya dobel nich..
faizah- Kelas 1 SD
-
Number of posts : 194
Age : 39
Location : jakarta
Job/hobbies : nonton film
Registration date : 2008-07-13
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Bisa ya prmpuan skrg poliandri??
Ckckckck..
Cuma nyari uang belanja dobelnya aja nih.
Hahahaha...
Ckckckck..
Cuma nyari uang belanja dobelnya aja nih.
Hahahaha...
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
kebiasaan niy..
Achi- Kelas 5 SD
-
Number of posts : 564
Age : 40
Location : Kalibata Timur
Job/hobbies : Karyawati / denger musik & baca
Registration date : 2007-11-22
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Hikmah yang bisa diambil:
"Klo ada kerabat kita mau ke Malaysia, jgn dibolehin...."
ato
"Jangan menghamili anak orang sebelum menikah, play save"
"Klo ada kerabat kita mau ke Malaysia, jgn dibolehin...."
ato
"Jangan menghamili anak orang sebelum menikah, play save"
maye- Kelas 1 SMP
- Number of posts : 796
Registration date : 2007-11-13
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
hmmm...kayaknya yang lebih tepat play right deh maymaye wrote:"Jangan menghamili anak orang sebelum menikah, play save"
kalo play save belum tentu play right..
tapi kalo play right, pasti akan play save..
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
tapi gimana yak.. biar cowo ato cewe gw lebih seneng kalo punya anak jadi olahragawan... bosen gw liat pegawai2 dan sosialita korup. soal cabang olahraga gw liat fisiknya n sukanya apa???
kalo soal play save n play right???.. "Just Play It" hehe...
kalo soal play save n play right???.. "Just Play It" hehe...
kang_agus- Kelas 1 SMA
-
Number of posts : 1029
Age : 40
Location : Kwitang, Jakarta Pusat
Job/hobbies : Budget Directorate General, Ministry Of Finance
Humor : Always Ngakak Bareng Temen2
Registration date : 2007-10-23
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
andre wrote:faizah wrote:Banyak hikmah yang dapat qt petik dari cerita yg mengharukan ini...
jadi intinya jgn beliin anak perempuan BOLA, boneka aja.....
ini neh kluar topik dari artikel yang ada!!!
yg gw dapet hikmah dari cerita diatas adalah "kaca pasti bisa pecah!!!"
sama aja lo ndre...!!!
kalo cuma mau ngasih tau "kaca pasti bisa pecah" mah ga perlu cerita panjang & sedih kaya gini...
intinya jangan ke Malaysia...ntar bisa2 lo diclaim orang Malaysia lho...
kan kebiasaan mereka yang suka nge-claim punya orang...
hati2 ya Cik Arie...
dendi- Kelas 3 SMP
-
Number of posts : 973
Age : 39
Location : Condet - Singapore
Registration date : 2007-10-20
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Boleh dong arie 'diclaim' sama perempuan malaysia..hihihi
Achi- Kelas 5 SD
-
Number of posts : 564
Age : 40
Location : Kalibata Timur
Job/hobbies : Karyawati / denger musik & baca
Registration date : 2007-11-22
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Mksdnya apa tuh??
maye- Kelas 1 SMP
- Number of posts : 796
Registration date : 2007-11-13
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Au dah apa, hahaha.
Play right..
Play save..
Play it..
Yaaahhh,...itu mah terserah aja, semua orang kan punya hidup masing2. Mao masuk surga, mao masuk neraka, itu kan pilihan. "Enjoy the game" aja, hehe.
Play right..
Play save..
Play it..
Yaaahhh,...itu mah terserah aja, semua orang kan punya hidup masing2. Mao masuk surga, mao masuk neraka, itu kan pilihan. "Enjoy the game" aja, hehe.
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
berdasarkan pengalaman pribadi yak gol???
kang_agus- Kelas 1 SMA
-
Number of posts : 1029
Age : 40
Location : Kwitang, Jakarta Pusat
Job/hobbies : Budget Directorate General, Ministry Of Finance
Humor : Always Ngakak Bareng Temen2
Registration date : 2007-10-23
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Bukan pengalaman pribadi, gila...
Hidup kan kita yang jalanin Gus, ya terserah kita aja, asal jangan ganggu orang lain. Simpel koq, hehe.
Hidup kan kita yang jalanin Gus, ya terserah kita aja, asal jangan ganggu orang lain. Simpel koq, hehe.
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
kalo elo maunya masuk mana, Gol???
(jadi pertanyaan beruntun giiiniiiii..serbu Bagol! ngetes jadi penceramah yg baik)
(jadi pertanyaan beruntun giiiniiiii..serbu Bagol! ngetes jadi penceramah yg baik)
maye- Kelas 1 SMP
- Number of posts : 796
Registration date : 2007-11-13
Re: Bola Untuk Kamila ( based on true event )
Gue mah tiga2nya aja, bisa koq dilakuin.
1. Play Right (menurut gue)
2. Play Save (gak ngerugiin siapa2, sama2 seneng, sama2 untung)
3. Play It (kalo emang ada kesempatan ngelakuin apa yang kita mau, yaudah, lakuin aja)
Ketiga opini diatas harus dilakukan dengan dasar "Tidak Merugikan Orang Lain".
Terserah aja, orang hidup masing2 koq, hehe.
1. Play Right (menurut gue)
2. Play Save (gak ngerugiin siapa2, sama2 seneng, sama2 untung)
3. Play It (kalo emang ada kesempatan ngelakuin apa yang kita mau, yaudah, lakuin aja)
Ketiga opini diatas harus dilakukan dengan dasar "Tidak Merugikan Orang Lain".
Terserah aja, orang hidup masing2 koq, hehe.
Page 1 of 2 • 1, 2
Similar topics
» Do'a Untuk Kekasih
» Untuk Calon Suami2
» Lowongan Penerimaan CPNS Depkeu untuk S1 dan S2
» [ISLAM] Renungan Untuk Para Pengantin
» Untuk Calon Suami2
» Lowongan Penerimaan CPNS Depkeu untuk S1 dan S2
» [ISLAM] Renungan Untuk Para Pengantin
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 2
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
Sat Nov 09, 2013 10:41 pm by umam
» Selamat Pagi
Fri Nov 08, 2013 1:50 pm by Tertio_kd
» Test dulu
Thu Nov 07, 2013 10:12 am by tanti
» Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Tue Sep 07, 2010 9:30 am by Meitina (MeTz)
» Let's Talk About Money!
Thu Sep 02, 2010 8:17 pm by irman.restiadi
» Kerugian Akibat Kurang Tidur
Thu Aug 26, 2010 7:06 pm by Ayu Puspita
» Kok sepi lagi....?
Thu Aug 26, 2010 7:03 pm by Ayu Puspita
» Vacation to Pulau Tidung
Thu Aug 26, 2010 3:41 pm by Eine
» Popok Kain a.k.a. Cloth Diaper Pempem!
Thu Aug 26, 2010 3:33 pm by Eine