Latest topics
Who is online?
In total there are 4 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 4 Guests None
Most users ever online was 67 on Sat Feb 29, 2020 2:10 am
Ketika Perpustakaan Hadir di Lapas Cipinang
3 posters
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 1
Ketika Perpustakaan Hadir di Lapas Cipinang
Senin, 15 Juni 2009 | 21:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Senin (15/6) siang di Lapas Klas I Cipinang, di Jalan Raya Bekasi Timur 170, Jakarta Timur, panas sungguh terik. Namun, ratusan tahanan dan narapidana di balik pagar besi tampak antusias menyaksikan pemandangan baru. Di gazebo Lapas kini sudah ada Perpustakaan Kompas Gramedia, yang siang itu diresmikan H Muhammad Sueb, Direktur Bina Bimbingan Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Humum dan HAM RI.
"Keberadaan perpustakaan, yang buku-buku dan raknya merupakan sumbangan Kompas Gramedia ini, sangat berarti dalam pembinaan. Adanya perpustakaan ini di luar angan-angan, di luar pikiran," kata Muhammad Sueb.
Perpustakaan itu menyatu dengan gazebo, yang mengambil luas sepertiga luas gazebo, sekitar 6 x 10 meter persegi. Menurut Kepala Lapas Klas I Cipinang Haviluddin, untuk mengadakan perpustakaan itu, Kompas Gramedia menyumbangkan 1.200 eksempar buku berbagai bidang dan 20 rak buku.
"Sumbangan buku oleh Kompas Gramedia akan berlanjut setiap bulannya. Tak hanya sebatas itu, Kompas Gramedia juga akan memberikan pelatihan penataan perpustakaan untuk para binaan dan petugas," ujarnya.
Menurut Haviluddin, keberadaan perpustakaan ini akan sangat membantu para binaan, yang di antara 250 orang tahanan dan narapidana, ada 81 orang yang kuliah program sarjana hukum, kerja sama dengan Universitas Bung Karno.
Dia juga mengungkapkan bahwa sejumlah terpidana juga ada yang menulis buku, seperti antara lain Rahardi Ramelan, yang menulis buku Cipinang Desa Tertinggal. Dan kini, Theo F Toemion, juga sudah menulis buku berjudul Uang & Malapetaka Dunia: Hancurnya Neokapitalisme & Neoliberalisme (terbitan Verbum Publishing, Juni 2009). Sebelumnya, Theo di penjara juga telah menulis buku Krisis Pertama Indonesia (terbitan Gramedia, tahun 2006).
CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo, secara filosofis mengatakan, hidup memang sebuah pilihan. Apakah memilih jalan yang gelap atau terang. Namun, Agung mengakui banyak hal lain yang harus disentuh.
Barangkali dengan keberadaan Perpustakaan Kompas Gramedia, bentuk sentuhan lain itu bisa menjadi kenyataan. Yang dimaksud Agung, dengan membaca buku, mata hati para binaan bisa disentuh. Dengan membaca, wawasan akan semakin kaya. Karena itu, di salah satu dinding perpustakaan tertulis kalimat berbunyi: Gemar membaca kaya wawasan.
Direktur Bina Bimbingan Kemasyarakat Muhammad Sueb menggarisbawahi, bantuan perpustakaan di Lapas Klas I Cipinang ini, sebuah kepedulian dan amal ibadah Kompas Gramedia yang tidak akan terputus pahalanya sampai kapan pun.
Pada peresmian perpustakaan itu, tampak hadir Direktur Bina Latihan Kerja dan produksi Ditjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM, Amalia Abidin dan Kepala Kanwil Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta, Asjudin Rana.
Pada kesempatan itu, binaan Lapas menampilkan tarian dari Nanggroe Aceh Darussalam dan alunan lagu oleh kelompok band binaan Lapas. Di samping menulis buku, binaan Lapas juga ada yang menciptakan lagu-lagu, kata Kalapas Haviluddin.
JAKARTA, KOMPAS.com — Senin (15/6) siang di Lapas Klas I Cipinang, di Jalan Raya Bekasi Timur 170, Jakarta Timur, panas sungguh terik. Namun, ratusan tahanan dan narapidana di balik pagar besi tampak antusias menyaksikan pemandangan baru. Di gazebo Lapas kini sudah ada Perpustakaan Kompas Gramedia, yang siang itu diresmikan H Muhammad Sueb, Direktur Bina Bimbingan Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Humum dan HAM RI.
"Keberadaan perpustakaan, yang buku-buku dan raknya merupakan sumbangan Kompas Gramedia ini, sangat berarti dalam pembinaan. Adanya perpustakaan ini di luar angan-angan, di luar pikiran," kata Muhammad Sueb.
Perpustakaan itu menyatu dengan gazebo, yang mengambil luas sepertiga luas gazebo, sekitar 6 x 10 meter persegi. Menurut Kepala Lapas Klas I Cipinang Haviluddin, untuk mengadakan perpustakaan itu, Kompas Gramedia menyumbangkan 1.200 eksempar buku berbagai bidang dan 20 rak buku.
"Sumbangan buku oleh Kompas Gramedia akan berlanjut setiap bulannya. Tak hanya sebatas itu, Kompas Gramedia juga akan memberikan pelatihan penataan perpustakaan untuk para binaan dan petugas," ujarnya.
Menurut Haviluddin, keberadaan perpustakaan ini akan sangat membantu para binaan, yang di antara 250 orang tahanan dan narapidana, ada 81 orang yang kuliah program sarjana hukum, kerja sama dengan Universitas Bung Karno.
Dia juga mengungkapkan bahwa sejumlah terpidana juga ada yang menulis buku, seperti antara lain Rahardi Ramelan, yang menulis buku Cipinang Desa Tertinggal. Dan kini, Theo F Toemion, juga sudah menulis buku berjudul Uang & Malapetaka Dunia: Hancurnya Neokapitalisme & Neoliberalisme (terbitan Verbum Publishing, Juni 2009). Sebelumnya, Theo di penjara juga telah menulis buku Krisis Pertama Indonesia (terbitan Gramedia, tahun 2006).
CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo, secara filosofis mengatakan, hidup memang sebuah pilihan. Apakah memilih jalan yang gelap atau terang. Namun, Agung mengakui banyak hal lain yang harus disentuh.
Barangkali dengan keberadaan Perpustakaan Kompas Gramedia, bentuk sentuhan lain itu bisa menjadi kenyataan. Yang dimaksud Agung, dengan membaca buku, mata hati para binaan bisa disentuh. Dengan membaca, wawasan akan semakin kaya. Karena itu, di salah satu dinding perpustakaan tertulis kalimat berbunyi: Gemar membaca kaya wawasan.
Direktur Bina Bimbingan Kemasyarakat Muhammad Sueb menggarisbawahi, bantuan perpustakaan di Lapas Klas I Cipinang ini, sebuah kepedulian dan amal ibadah Kompas Gramedia yang tidak akan terputus pahalanya sampai kapan pun.
Pada peresmian perpustakaan itu, tampak hadir Direktur Bina Latihan Kerja dan produksi Ditjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM, Amalia Abidin dan Kepala Kanwil Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta, Asjudin Rana.
Pada kesempatan itu, binaan Lapas menampilkan tarian dari Nanggroe Aceh Darussalam dan alunan lagu oleh kelompok band binaan Lapas. Di samping menulis buku, binaan Lapas juga ada yang menciptakan lagu-lagu, kata Kalapas Haviluddin.
Re: Ketika Perpustakaan Hadir di Lapas Cipinang
Hadoooh, maap! Salah kamar nih!
Tadinya mao gw taro di artikel.... (
Maap Pak Kepsek, ana khilaf...
Tadinya mao gw taro di artikel.... (
Maap Pak Kepsek, ana khilaf...
Re: Ketika Perpustakaan Hadir di Lapas Cipinang
Asik...Asik...
ada tempat baru buat cari buku n cari kenalan...
ada tempat baru buat cari buku n cari kenalan...
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
Sat Nov 09, 2013 10:41 pm by umam
» Selamat Pagi
Fri Nov 08, 2013 1:50 pm by Tertio_kd
» Test dulu
Thu Nov 07, 2013 10:12 am by tanti
» Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Tue Sep 07, 2010 9:30 am by Meitina (MeTz)
» Let's Talk About Money!
Thu Sep 02, 2010 8:17 pm by irman.restiadi
» Kerugian Akibat Kurang Tidur
Thu Aug 26, 2010 7:06 pm by Ayu Puspita
» Kok sepi lagi....?
Thu Aug 26, 2010 7:03 pm by Ayu Puspita
» Vacation to Pulau Tidung
Thu Aug 26, 2010 3:41 pm by Eine
» Popok Kain a.k.a. Cloth Diaper Pempem!
Thu Aug 26, 2010 3:33 pm by Eine