Latest topics
Who is online?
In total there are 2 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 2 Guests None
Most users ever online was 67 on Sat Feb 29, 2020 2:10 am
Ndeso . . . [potret Indonesia]
+3
AGUN
ADE_AcilDahgEde
dendi
7 posters
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 1
Ndeso . . . [potret Indonesia]
NDESO
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan,
udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau
merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa
takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak
ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap
hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan
mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus
mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan
harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap
langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa,
seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus
berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain,
serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan
alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau
bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si
Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana.
Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo
naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia
naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara seremoni
dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri,
saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai merk Holden baru
yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para
pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan
tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana
pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand.
Dia seorang warga negara Malaysia keturunan Cina, sudah selesai S3,
sekarang lagi mengikuti program Post Doc. Dia anak serorang pengusaha
yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah
jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan
tingginya.
Satu bulan saya di Jepang tidak melihat orang pakai HP Communicator,
mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca koran ternyata
konsumen terbesar HP communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan
juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata
dia anak seorang pejabat tinggi negara, juga naik kereta. Yang tak
kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di
pakai masyarakat Jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa
yaa?
Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di Jepang atau di
Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau
rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu
pekerjaan dan jabatannya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang
Jepang diajak ke Pondok Indah bisa pingsan melihat rumah segitu gede
dan mewahnya. Rata-rata rumah di sana memiliki tinggi plafon yang bisa
dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun
banyak yang lesehan.
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan
Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang
ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemewahan istana
raja-raja negara sekelilingnya, karena beliau punya pengalaman
berdagang. Ternyata beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah
ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan?
Mengingat beliau sebagai kepala negara. Jawabannya ya di masjid.
Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di
Mekkah nikah dengan janda kaya, di Madinah jadi kepala negara, punya
hak prerogatif dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari
Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari
raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan
batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan
perih perut dan seterusnya?
Ketika Indonesia sedang terpuruk, hutang lagi numpuk, rakyat banyak
yang mulai ngamuk, negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak
tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat
dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak
seremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil,
proyek mercusuar, dll, dsb, dst.
Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan
tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS
(Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka
kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap
kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi
krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam
menyusun APBD dan APBN. Nah, karena yang menyusun orang-orang norak
maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah negara normal atau
bahkan mengikut negara maju.
Bayangkan ada daerah yang menganggarkan sepak bola 17 milyar sementara
anggaran kesra-nya 100 juta, wiiieh!
Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari
atas sampai bawah :
- Orang bisa antri raskin sambil pegang HP
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, orang kampung mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa pake mp3 sambil goyang kepala
- Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di Cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk McDonald
- Kelihatannya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin HP
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara
tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif maka hrs bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu
jin Tomang jg digandeng
Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere,
maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu
dirinya kere.
*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di
Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu
stasiun di Perancis.
oleh : Ika S. Creech *)
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan,
udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau
merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa
takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak
ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap
hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan
mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus
mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan
harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.
Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap
langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa,
seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus
berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain,
serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan
alias deso.
Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau
bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si
Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana.
Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo
naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia
naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.
Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara seremoni
dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri,
saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai merk Holden baru
yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para
pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan
tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana
pengawalnya.
Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand.
Dia seorang warga negara Malaysia keturunan Cina, sudah selesai S3,
sekarang lagi mengikuti program Post Doc. Dia anak serorang pengusaha
yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah
jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan
tingginya.
Satu bulan saya di Jepang tidak melihat orang pakai HP Communicator,
mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca koran ternyata
konsumen terbesar HP communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan
juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata
dia anak seorang pejabat tinggi negara, juga naik kereta. Yang tak
kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di
pakai masyarakat Jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa
yaa?
Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di Jepang atau di
Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau
rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu
pekerjaan dan jabatannya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang
Jepang diajak ke Pondok Indah bisa pingsan melihat rumah segitu gede
dan mewahnya. Rata-rata rumah di sana memiliki tinggi plafon yang bisa
dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun
banyak yang lesehan.
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan
Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang
ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemewahan istana
raja-raja negara sekelilingnya, karena beliau punya pengalaman
berdagang. Ternyata beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah
ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan?
Mengingat beliau sebagai kepala negara. Jawabannya ya di masjid.
Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di
Mekkah nikah dengan janda kaya, di Madinah jadi kepala negara, punya
hak prerogatif dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari
Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari
raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan
batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan
perih perut dan seterusnya?
Ketika Indonesia sedang terpuruk, hutang lagi numpuk, rakyat banyak
yang mulai ngamuk, negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak
tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat
dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak
seremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil,
proyek mercusuar, dll, dsb, dst.
Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan
tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS
(Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka
kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap
kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi
krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam
menyusun APBD dan APBN. Nah, karena yang menyusun orang-orang norak
maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah negara normal atau
bahkan mengikut negara maju.
Bayangkan ada daerah yang menganggarkan sepak bola 17 milyar sementara
anggaran kesra-nya 100 juta, wiiieh!
Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari
atas sampai bawah :
- Orang bisa antri raskin sambil pegang HP
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, orang kampung mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa pake mp3 sambil goyang kepala
- Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di Cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk McDonald
- Kelihatannya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin HP
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara
tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif maka hrs bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu
jin Tomang jg digandeng
Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere,
maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu
dirinya kere.
*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di
Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu
stasiun di Perancis.
dendi- Kelas 3 SMP
-
Number of posts : 973
Age : 39
Location : Condet - Singapore
Registration date : 2007-10-20
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
kenyataan di Indonesia pahit banget yak?...
semakin bertanya2 kepada diri sendiri, jangan2 gw termasuk salah satu orang yang kaga beres itu...
numpang copy paste ke FS yak Den...
thanks...
semakin bertanya2 kepada diri sendiri, jangan2 gw termasuk salah satu orang yang kaga beres itu...
numpang copy paste ke FS yak Den...
thanks...
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
ga apa2 cil...
semoga makin banyak orang yang tersadarkan kl negara kita ini sebenernya ga beres gara2 orangnya juga...
gw juga merasa ngena banget sama nih artikel makanya gw posting di mari...
contohnya makin banyak duit kita, makin banyak aja pengeluaran kita, jadi uang yang tiap kali kita terima seolah2 ga pernah merasa mencukupi kebutuhan kita, ya... karena kita ngikutin zaman atau temen...
biasa lah... kl lagi susah kita pasti banyak mengadu denganNYA, tapi kl diberi rizqi pasti kita lebih sering merasa kurang...
mulai dari yang kecil, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari sekarang, BERSYUKURLAH!!!!!!
semoga makin banyak orang yang tersadarkan kl negara kita ini sebenernya ga beres gara2 orangnya juga...
gw juga merasa ngena banget sama nih artikel makanya gw posting di mari...
contohnya makin banyak duit kita, makin banyak aja pengeluaran kita, jadi uang yang tiap kali kita terima seolah2 ga pernah merasa mencukupi kebutuhan kita, ya... karena kita ngikutin zaman atau temen...
biasa lah... kl lagi susah kita pasti banyak mengadu denganNYA, tapi kl diberi rizqi pasti kita lebih sering merasa kurang...
mulai dari yang kecil, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari sekarang, BERSYUKURLAH!!!!!!
dendi- Kelas 3 SMP
-
Number of posts : 973
Age : 39
Location : Condet - Singapore
Registration date : 2007-10-20
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
Iya Den...
Makin hari kayanya budaya luar makin merasuk ke negeri ini...Tanpa ada pilihan lain yang membuat kita berfikir ulang untuk mengikuti yang mana??
Gw saat ini risau banget kalo lagi jalan di luar....Maaf banget ya cewe-cewe....Setelah celana jeans vintage yang ketat yang ngebuat cewe kalo turun dari angkot harus memegang-megang baju bagian belakangnya....
Sekarang ada budaya baru yaitu celana super ketat yang dinamakan LEGGING...Asli ni celana parah banget.Celana ini dapat membuat sopan kalo cewek pake rok panjang dan di dobel oleh celana ini...Tetapi, Gw pernah liat ada cewek yang make celana ini dengan kaos oblong dan jalan di pinggir jalan...Di depan sebuah Pusat Perbelanjaan...Asli, parah banget...
Mereka pake celana kayak gitu kayak gak nyadar akibat dari perbuatannya....Maaf mungkin emang gw rada berlebihan...Tapi, gw makin takut kalo nanti ada budaya-budaya lain dari Barat, terutama pakaian yang kita udah gak ngerasa malu lagi gitu buat melakukannya...
Mohon maaf kalo ada yg menyinggung perasaan, atau ada kalimat yang kurang berkenan...Tapi ambil sisi positifnya aja yah...Gw hanya melihat dari satu sisi....Mungkin ada yang mau menanggapi dari sisi lain....
Indonesia sedang mengalami transisi yang berat....
Tapi gw yakin....Ada seberkas sinar harapan yang saat ini sedang diperjuangkan...
Makin hari kayanya budaya luar makin merasuk ke negeri ini...Tanpa ada pilihan lain yang membuat kita berfikir ulang untuk mengikuti yang mana??
Gw saat ini risau banget kalo lagi jalan di luar....Maaf banget ya cewe-cewe....Setelah celana jeans vintage yang ketat yang ngebuat cewe kalo turun dari angkot harus memegang-megang baju bagian belakangnya....
Sekarang ada budaya baru yaitu celana super ketat yang dinamakan LEGGING...Asli ni celana parah banget.Celana ini dapat membuat sopan kalo cewek pake rok panjang dan di dobel oleh celana ini...Tetapi, Gw pernah liat ada cewek yang make celana ini dengan kaos oblong dan jalan di pinggir jalan...Di depan sebuah Pusat Perbelanjaan...Asli, parah banget...
Mereka pake celana kayak gitu kayak gak nyadar akibat dari perbuatannya....Maaf mungkin emang gw rada berlebihan...Tapi, gw makin takut kalo nanti ada budaya-budaya lain dari Barat, terutama pakaian yang kita udah gak ngerasa malu lagi gitu buat melakukannya...
Mohon maaf kalo ada yg menyinggung perasaan, atau ada kalimat yang kurang berkenan...Tapi ambil sisi positifnya aja yah...Gw hanya melihat dari satu sisi....Mungkin ada yang mau menanggapi dari sisi lain....
Indonesia sedang mengalami transisi yang berat....
Tapi gw yakin....Ada seberkas sinar harapan yang saat ini sedang diperjuangkan...
AGUN- Kelas 2 SMA
-
Number of posts : 1167
Age : 39
Location : Jakarta
Registration date : 2008-01-15
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
dendi wrote:NDESO
oleh : Ika S. Creech *)
....................................
....................................
*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di
Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu
stasiun di Perancis."
http://ardee.cmsku.org/2008/04/ndesoisme-ika-s-creech/
Last edited by AGUN on Fri May 02, 2008 11:46 am; edited 2 times in total
AGUN- Kelas 2 SMA
-
Number of posts : 1167
Age : 39
Location : Jakarta
Registration date : 2008-01-15
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
bortul kalee gun...
sekarang gw juga jadi sering mikir kalo mau beli ini itu, termasuk gonta-ganti hape, beli pakaian yang harganya puluhan kali lipat dari konveksi yang dibuat di dafi, jajan di t4 mewah yang harganya berkali lipat dari warung orangtua gw sendiri, dll...
karena salah satu penyakit terbesar orang2 dari bangsa ini adalah pengen diliat kalo dia tuh lagi punya uang dengan penampilan!!!
seolah-olah seseorang akan menjadi mulia ketika dia punya banyak uang atau kaya harta...
sedih ya...
sekarang gw juga jadi sering mikir kalo mau beli ini itu, termasuk gonta-ganti hape, beli pakaian yang harganya puluhan kali lipat dari konveksi yang dibuat di dafi, jajan di t4 mewah yang harganya berkali lipat dari warung orangtua gw sendiri, dll...
karena salah satu penyakit terbesar orang2 dari bangsa ini adalah pengen diliat kalo dia tuh lagi punya uang dengan penampilan!!!
seolah-olah seseorang akan menjadi mulia ketika dia punya banyak uang atau kaya harta...
sedih ya...
dendi- Kelas 3 SMP
-
Number of posts : 973
Age : 39
Location : Condet - Singapore
Registration date : 2007-10-20
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
Iya...Gw rasa jiwa materialistis secara gak sadar udah merasuk ke diri gw sendiri....
Ternyata di luar negeri itu, orang2nya ingin hidupnya bermanfaat banget ya...Wuiih manstabs...
Ternyata di luar negeri itu, orang2nya ingin hidupnya bermanfaat banget ya...Wuiih manstabs...
AGUN- Kelas 2 SMA
-
Number of posts : 1167
Age : 39
Location : Jakarta
Registration date : 2008-01-15
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
membaca dan terdiam....
berpikir...
untung gw ga punya legging... jadi cewe yg diliat Agun di jalan pasti bukan gw
berpikir...
untung gw ga punya legging... jadi cewe yg diliat Agun di jalan pasti bukan gw
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
ayoe_nobi wrote:membaca dan terdiam....
berpikir...
untung gw ga punya legging... jadi cewe yg diliat Agun di jalan pasti bukan gw
Kayanya sih mukanya mirip Ayu...Hehe...Makanya gw bahas...
Nggak si Yu...Gw cuma bingung...Tu cewe nekat banget, gak ngedobelin dengan rok atau nutupin dengan kaos yang panjang...
AGUN- Kelas 2 SMA
-
Number of posts : 1167
Age : 39
Location : Jakarta
Registration date : 2008-01-15
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
Oiya beta jadi taringat pribahasa orang manado dang, pas gw jalan2 kesana.
"Boleh kalah nasi tapi jangan kalah gengsi"
gw pernah sosialisasi disana n menjumpai perempuanyang fisiknya cakep2 itu /swt deh materialistiknya dah pada gak ketulungan, demi gengsi yang namanya harga diri n rasa malu tu dah gak ada sama sekali.
dilihat emang mang dah pasti makyus-maknyus... tapi waktu itu idung gw gak lagi belang...
gw bersyukur bisa pulang selamet, tapi setitik penyesalan itu pasti ada hehehehehe...
"Boleh kalah nasi tapi jangan kalah gengsi"
gw pernah sosialisasi disana n menjumpai perempuanyang fisiknya cakep2 itu /swt deh materialistiknya dah pada gak ketulungan, demi gengsi yang namanya harga diri n rasa malu tu dah gak ada sama sekali.
dilihat emang mang dah pasti makyus-maknyus... tapi waktu itu idung gw gak lagi belang...
gw bersyukur bisa pulang selamet, tapi setitik penyesalan itu pasti ada hehehehehe...
kang_agus- Kelas 1 SMA
-
Number of posts : 1029
Age : 40
Location : Kwitang, Jakarta Pusat
Job/hobbies : Budget Directorate General, Ministry Of Finance
Humor : Always Ngakak Bareng Temen2
Registration date : 2007-10-23
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
Alhamdulillah...makasih den untuk postingannya yang dalem banget
Astaghfirullah...semoga diri ini gak termasuk golongan orang-orang yang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada
Mungkin solusi dari salah satu penyakit sosial ini adalah senantiasa bersikap qona'ah (merasa cukup dengan apa yang ada), selalu bersyukur atas apa yang ada serta senantiasa melihat serta bergaul dengan mereka yang tingkat ekonominya lebih rendah dari kita
Astaghfirullah...semoga diri ini gak termasuk golongan orang-orang yang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ada
Mungkin solusi dari salah satu penyakit sosial ini adalah senantiasa bersikap qona'ah (merasa cukup dengan apa yang ada), selalu bersyukur atas apa yang ada serta senantiasa melihat serta bergaul dengan mereka yang tingkat ekonominya lebih rendah dari kita
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
kang_agus wrote:Oiya beta jadi taringat pribahasa orang manado dang, pas gw jalan2 kesana.
"Boleh kalah nasi tapi jangan kalah gengsi"
gw pernah sosialisasi disana n menjumpai perempuanyang fisiknya cakep2 itu /swt deh materialistiknya dah pada gak ketulungan, demi gengsi yang namanya harga diri n rasa malu tu dah gak ada sama sekali.
dilihat emang mang dah pasti makyus-maknyus... tapi waktu itu idung gw gak lagi belang...
gw bersyukur bisa pulang selamet, tapi setitik penyesalan itu pasti ada hehehehehe...
Haha...Agus is back?? Maksudloh??
AGUN- Kelas 2 SMA
-
Number of posts : 1167
Age : 39
Location : Jakarta
Registration date : 2008-01-15
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
T_T...
nangis gw nangis...
selama ini boros banget, banyak beli hal2 yang ga penting...
Ayooo hemaaat...dan beli barang2 yang bener2 dibutuhkan dan bermanfaat buat orang banyak....
Semangaaaaat...
nangis gw nangis...
selama ini boros banget, banyak beli hal2 yang ga penting...
Ayooo hemaaat...dan beli barang2 yang bener2 dibutuhkan dan bermanfaat buat orang banyak....
Semangaaaaat...
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
ADE_AcilDahgEde wrote:T_T...
nangis gw nangis...
selama ini boros banget, banyak beli hal2 yang ga penting...
Ayooo hemaaat...dan beli barang2 yang bener2 dibutuhkan dan bermanfaat buat orang banyak....
Semangaaaaat...
cil, i think it's really okay to spend your money on everything, while ur definitely realize what is proportional enough 2 u.
i believe by spending spending and spending your money, the world at one definition will keep running. and that is the way it should goes.
masalahnya kebanyakan orang 'indonesia tertentu'... ga bisa menempatkan diri dengan benar atau baik. self centered juga terkadang.
Re: Ndeso . . . [potret Indonesia]
"saatnya kita berbenah diri..."
kayanya kalimat ini dah lama banget terdengar ya...tapi ga pernah terealisasi, karena orang2 yang cerdasnya (yang akan mengubah banyak hal) tak kunjung mengubah sikapnya...
kayanya kalimat ini dah lama banget terdengar ya...tapi ga pernah terealisasi, karena orang2 yang cerdasnya (yang akan mengubah banyak hal) tak kunjung mengubah sikapnya...
dendi- Kelas 3 SMP
-
Number of posts : 973
Age : 39
Location : Condet - Singapore
Registration date : 2007-10-20
Similar topics
» INDONESIA YANG KU BANGGAKAN!!!
» Kamus Bahasa Indonesia Mandarin
» Lowongan di PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
» IZINKAN KAMI MENATA ULANG TAMAN INDONESIA -Anis Matta-
» Kamus Bahasa Indonesia Mandarin
» Lowongan di PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
» IZINKAN KAMI MENATA ULANG TAMAN INDONESIA -Anis Matta-
:: Waktu Sekolah :: Educational :: Artikel
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
Sat Nov 09, 2013 10:41 pm by umam
» Selamat Pagi
Fri Nov 08, 2013 1:50 pm by Tertio_kd
» Test dulu
Thu Nov 07, 2013 10:12 am by tanti
» Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Tue Sep 07, 2010 9:30 am by Meitina (MeTz)
» Let's Talk About Money!
Thu Sep 02, 2010 8:17 pm by irman.restiadi
» Kerugian Akibat Kurang Tidur
Thu Aug 26, 2010 7:06 pm by Ayu Puspita
» Kok sepi lagi....?
Thu Aug 26, 2010 7:03 pm by Ayu Puspita
» Vacation to Pulau Tidung
Thu Aug 26, 2010 3:41 pm by Eine
» Popok Kain a.k.a. Cloth Diaper Pempem!
Thu Aug 26, 2010 3:33 pm by Eine